STRUKTUR ITERAKSI KELOMPOK ELIT DALAM PEMBANGUNAN
Penelitian di Tiga Desa Santri
Oleh : Sunyoto Usman
Dalam sosiologi, elit di definisikan sebagai masyarakat yang disegani, dihormati, kaya dan berkuasa. Mereka adalah kelompok minoritas pada puncak strata, mampu mengendalikan aktifitas ekonomi dan pengambilan keputusan, pemberi legitimasi,panutan sikap dan acuan tindakan. Kelompok mayoritas yang dikuasai kaum elit disebut massa . Mereka adalah mayoritas inferior, berada di strata bawah, tidak memiliki kemampuan mengendalikan kegiatan ekonomi dan politik,serta kurang di perhatikan dalam pengambilan keputusan.
Kelahiran kelompok elit dalam masyarakat di hubungkan dengan dua pendapat. Pendapat pertama adalah percaya bahwa kelompok elit lahir dari proses alami, orang yang dikaruniai kepandaian dan keterampilan tinggi. Pendapat kedua adalah percaya bahwa kelompok elit lahir dari organisasi sosial, terutama dalam menjawab masalah ekonomi dan politik. Mereka memiliki wewenang menjaga organisasi.
Di pedesaan, kelompok elit tidak banyak, mereka memiliki jabatan formal dalam pemerintahan desa, pengurus lembaga sosial pedesaan, petani kaya, guru desa atau pegawaii negeri. Kelompok diisi juga oleh informal leadersyaitu orang yang banyak di dengar pendapatnya oleh masyarakat meskipun tidak memiliki jabatan formal.
Banyak studi disiplin ilmu sosiologi, antropologi dan ilmu politik memfokuskan perhatiannya pada kelompok elit dalam memacu pembangunan di negara berkembang. Kelompok elit sangat potensial dalam perubahan, menjadi jembatan antara pemerintah dengan masyarakat. Akan tetapi, peranan kelompok elit dalam pembangunan di Negara berkembang masih menekankan perhatian pada elit-elit institusional, yang berada pada puncak strata karena jembatan formal. Padahal, masih banyak kelompok elit lain yang berada di luar birokrasi, yaitu mereka yang memiliki ilmu agama tinggi atau kaya. Banyak bukti memperlihatkan bahwa tipe elit informal adalah figur potensial dalam menyampaikan gagasan dan keluhan masyarakat kepada pemerintah.
Menurut penelitian di Desa santri, Kabupaten jombang, Jawa Timur, kelompok elit masih di dominasi tokoh agama. Mereka tidak hanya di jadikan panutan dalam pendekatan diri kepada allah, tetapi juga menjadi acuan sikap dan tindakan dalam hidup, sehingga mereka berperan juga dalam urusan berpolitik.
Meskipun pembangunan desa banyak ditentukan oleh pemerintah pusat, namun masih banyak melibatkan masyarakat. Sumber dana berasal dari pemerintahan pusat, swadaya masyarakat, dan badan internasional. Tetapi masyarakat pun ikut aktif. Dalam hal ini kelompok elit terlibat mengambil inisiatif dalam pembuatan keputusan meskipun peran mereka bervariasi.
Tujuan utama penelitian di Desa santri adalah mengidentifikasi struktur elit dalam mengakomodasi implementasi proyek pembangunan pedesaan.
Cukup banyak jenis dan proyek pembangunan di tiga Desa santri, sebagian besar merupakan kesinambungan dari proyek sebelumnya. Tidak semua kelompok ini melibatkan kelompok elit dalam pembuatan keputusan. Penelitian hanya berorientasi pada tiga proyek pembangunan yaitu :
- Supra – Insus, merupakan penyempurna proyek padi dalam program Bimas dan Inmas.
- Proyek TRI, upaya menghindari akses sistem sewa tanah antara petani dan pabrik gula.
- Proyek Bantuan Desa, pendorong terciptannya desentralisasi pembangunan pedesaan. Dua lembaga yang di harapkan sebagai penyusun rencana dan evaluasi implementasi adalah LMD dan LKMD
Setelah melakukan pendekatan – pendekatan, ditemuakan 37 pamong desa, 18 pemuka agama, dan 24 petani kaya. Ada dua alasan mengapa tiga desa ini di pilih sebagai lokasi penelitian, yaitu :
- Banyak masyarakatnya yang menjadi pengikut Qodiriyah-Nuqsanbandiyah yang mempunyai tradisi keharusan murid untuk taat kepada gurunya.
- Anggota masyarakat memiliki daya dukung yang kuat terhadap organisasi politik islam, desa-desa tersebut menjadi basis Nahdatul Ulama ( NU ).
Untuk menerangkan interaksi kelompok elit dalam pembangunan pedesaan
digunakan analisa jaringan ( network analysis ).Informasi yang diperoleh adalah :
- Dalam pembangunan pedesaan hampir semua anggota kelompok elit berinteraksi.
- Derajat integrasi elit pada jaringan interaksinya bervariasi.
- Hampir tidak terdapat pengelompokan berdasarkan persamaan katagori elit.
- Peranan elit bervariasi

0 Komentar