Sebanyak 51 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mengikuti program Edukasi Untuk Bangsa (EUB) mengikuti program sertifikasi operator komputer yunior bertempat di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), Minggu.
Program sertifikasi tersebut dilakukan melalui uji kompetensi berupa tes tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh asesor dari Lembaga Sertifikasi Komputer (LSP) Komputer Jakarta.
"Ini kolaborasi EUB dan BNSP untuk yang kedua kalinya. Uji kompetensi ada dua. Ujian tertulis dilanjutkan dengan wawancara setelah itu asesor kembali ke Indonesia dan melakukan asignment hasilnya menyusul. Biasanya seminggu kemudian selesai," ujar Ketua EUB, Dwi Adisyahputra.
Dwi mengatakan berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya para TKI yang mengikuti ujian sertifikasi lulus semua.
"Manfaat utama sertifikasi adalah sebagai modal saat mereka kembali ke Indonesia. Menurut pengalaman sebelumnya sertifikat ini sangat membantu mereka saat mencari pekerjaan di dalam negeri," katanya.
Saat mereka kembali ke Indonesia, ujar dia, mereka mempunyai uang, memiliki keahlian sedikit dan sertifikat sehingga memudahkan mencari pekerjaan.
"Sudah ada testimoni dari beberapa TKI yang sudah kembali ke tanah air tetapi belum kami rekam semua dan hasilnya positif," katanya.
Dwi mengatakan sertifikasi mendatang masih komputer namun skema-nya berbeda bisa programmer, web design dan sebagainya.
[post_ads]Asesor LSP Komputer, Nursamsi mengatakan melalui sertifikasi pihaknya berharap para TKI bisa mendapatkan pengakuan dari industri yang sudah ada, menjadi modal menata karir di tempat kerjanya dan mendapatkan bekal untuk mengembangkan pekerjaaannya di Indonesia.
"Kami berharap kali ini akan lebih baik dari sebelumnya. Kisi-kisi yang diberikan agar sesuai SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang sudah diberikan," katanya.
Pimpinan Jasa Indonesia Kompeten ini selama ini pihaknya telah bekerjasama dengan Kemkominfo dan BNSP melakukan serifikasi di Indonesia Timur untuk tenaga kerja muda dan animonya besar sekali.
"Setelah di Kuala Lumpur kami berharap di Taiwan dan Timur Tengah. Kita sudah siapkan namun masih terkait birokrasi dan sponsorship. Ini juga butuh biaya yang mesti didukung pemerintah," katanya.
Salah satu TKI yang mengikuti ujian sertifikasi, Muntamakhin, mengatakan saat ujian tadi ditanya oleh penguji sudah berapa lama bekerja di Malaysia dan apakah ada hubungan pekerjaannya dengan komputer.
"Saya jawab ada soalnya saya kerja renovasi rumah dan komputer adalah untuk mengkalkulasi harga barang dan upah kerja jadi ada kaitannya dengan kerja saya," katanya.
Pria asal Desa Bulubrangsi Kabupaten Lamongan ini mengatakan tadi penguji men-cek hasil word dan excel yang dia kerjakan dan katanya sudah bagus.
"Cuma di catatan kaki word saya harus ada halaman dan di power point saya tulisannya tidak boleh miring-miring kasihan yang membacanya. Tadi disuruh memperbaiki dan terus dikirim ke emailnya," ujar Sekretaris Pengurus Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) Kampung Baru tersebut. (Antaranews.com)
0 Komentar