Franz Magnis Kritik Larangan Bersepeda Motor Di Jalan Utama Ibu Kota



Guru Besar Emiritus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis Suseno, mengecam wacana diterapkannya larangan sepeda motor melintas di sejumlah ruas jalan utama di Ibu Kota.
Menurut dia, jika wacana itu diterapkan, maka sama dengan kekerasan kepada warga Jakarta yang berada pada kelas menengah ke bawah.

"Saya ingin membuat jelas bahwa itu tidak adil dan dianggap sebagai suatu kekerasan kelompok (oleh) yang sekarang sudah kaya. Sangat tidak benar kalau orang yang hidupnya sudah berat, jadi semakin berat lagi oleh orang yang hidupnya gampang," kata Franz, saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (6/9/2017).

Menurut Franz, efek kebijakan itu saat diterapkan nanti akan berdampak banyak kalangan masyarakat kecil yang sehari-harinya beraktivitas dan bekerja menggunakan sepeda motor.
"Saya anggap kebijakan itu semacam kesombongan dan kekasaran mereka yang pakai mobil terganggu oleh mereka yang pakai motor dan memanfaatkan kesempatan untuk membatasi," ucap Franz, yang kerap mengendarai sepeda motor jenis skuter miliknya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memperpanjang kawasan pelarangan sepeda motor dari Jalan MH Thamrin hingga Jalan Sudirman, tepatnya di Bundaran Senayan.
Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta mengaku telah melakukan kajian kebijakan tersebut dan akan melakukan uji coba pelarangan pada 12 September 2017 meski mendapat penolakan dari berbagai pihak.

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan pelaksanaan kebijakan pembatasan sepeda motor di Jalan Protokol Jakarta akan dilakukan secara bertahap.(Kompas TV)

KOMPAS
Previous
Next Post »
0 Komentar