Pengepungan melumpuhkan kerajaan Saudi itu telah mendorong Yaman ke ambang kelaparan, dengan kelaparan massal yang mengancam jutaan nyawa dan wabah kolera yang tidak terkendali menyulitkan situasi tersebut.
Memimpin sejumlah sekutunya, Arab Saudi memulai perang ke Yaman pada bulan Maret 2015 untuk memulihkan bekas pemerintahan Riyadh-sekutu.
Lebih dari 12.000 orang tewas sejak agresi militer dimulai. Invasi tersebut juga membuat sebagian besar infrastruktur kesehatan Yaman hancur, sehingga sangat rentan terhadap epidemi kolera yang melanda negara itu pada bulan April. Penyakit ini sejauh ini telah menewaskan 2.000 orang.
Berbicara dengan Press TV, pengacara internasional Edward Corrigan telah mengkritik blokade makanan, obat-obatan dan perlengkapan lainnya yang diberlakukan Saudi sebagai bentuk hukuman kolektif, yang jelas-jelas melanggar hukum internasional.
Dia menyarankan agar Yaman “membawa Saudi ke Pengadilan Pidana Internasional” untuk membuktikan bahwa Arab Saudi dan sekutu-sekutunya telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di negara tersebut.
Corrigan, bagaimanapun, menyoroti bahwa rezim Riyadh tidak akan sampai pada “meja perundingan” kecuali jika mendapat tekanan kuat dari masyarakat internasional.
Analis tersebut juga mencatat bahwa Amerika Serikat dan Inggris “tidak terlalu peduli dengan orang-orang Yaman” dan bahwa mereka hanya terobsesi dengan mesin pembuat uang mereka sendiri, alasan mengapa mereka tetap menjual senjata dan amunisi ke Arab Saudi.
Sejak Maret 2015, Arab Saudi telah melakukan serangan pengeboman besar-besaran terhadap Yaman, sehingga lebih dari 12.000 orang tewas. (ft/int/es)
0 Komentar