Ustadz FELIX SIAUW MERASA DIJEBAK, TOLONG JANGAN PLAYING VICTIM!

Setelah tidak diizinkan mengisi ceramah di Bangil, Ustadz Felix Siauw melalui fan page Facebooknya, dengan sangat santun dan tenang memberikan klarifikasi. Bahkan dengan curhatnya yang panjang lebar, rasanya ini merupakan pembelaan diri, bukan membela agama apapun.

Sebenarnya begini, saya pun menentang jika ada pembubaran acara keagamaan secara anarkis. Acara Reformasi 500 di Yogyakarta yang dibubarkan pun membuat saya sebagai orang Kristen kecewa. Mengapa Polisi harus kalah dari pihak intoleran? Namun untuk kasus Felix Siauw yang dilarang mengisi acara, kita harus benar-benar dengan jernih melihat perbedaannya.

Kita tahu bahwa Felix Siauw dikenal sebagai pentolan HTI yang sudah dibubarkan. Dari cuitan di Twitter pada tahun 2012 pun, ia pernah dengan jelas mengatakan bahwa tidak ada dalil membela nasionalisme, yang diperjuangkan oleh para ulama Islam puluhan tahun yang lalu. Ulama-ulama Islam ikut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, inikah yang dimaksud dengan tidak ada dalilnya?


Lagi-lagi blunder Felix Siauw ini membuat dirinya semakin terjerat lebih dalam lagi. Permintaan para perwakilan NU di Bangil sudah sangat jelas. Ketua Ansor Bangil, Saad Muafi pun mengungkapkan penolakan ini diakibatkan karena Ustads Felix menolak menandatangani formulir yang intinya menyatakan kesetiaan terhadap Pancasila dan tidak menyebarkan ideologi khilafah.

Sederhana, pantas, dan tidak berlebihan bukan? Namun reaksi dari Ustadz Felix terlihat berlebihan. Ia merasa dijebak dengan surat yang katanya sarat kesalahan ini, tanpa menjelaskan kesalahan apa yang dimaksud. Dari statemen yang ada di Facebook, ia malah terlihat asyik membenturkan antara ajaran Islam dan Pancasila.

Begini ulasan selengkapnya yang diambil langsung dari akun Facebook Ustadz Felix Siauw. 

Hikmah Dan Pelajaran Dari Bangil
Semakin tinggi tahapan dakwah, semakin besar pula tantangan. Ibarat kompetisi bola, kini kita sudah memasuki final. Tandanya, polarisasi terjadi, gesekan makin menguat
Di piala champions, saat masih 8 tim tersisa, pendukung terbagi menjadi 8, saat perempat final pendukung terbagi 4. Saat final, semua maniak bola terpolarisasi jadi 2 tim saja 
Lihat saat ini, partai final. Bila engkau tidak membela Islam maka pasti ada di kubu lainnya. Dan ini yang sesungguhnya terjadi, mengapa ulama dikriminalisasi
411 dan 212 telah membuka mata kaum dzalim, bahwa kaum Muslim ternyata bisa bersatu, dekat dengan kebangkitan. Maka digelontorkan isu makar, kudeta, intoleransi, anti-pancasila 
Kepada siapa itu dialamatkan? Tentu kepada kaum Muslim, dan tidak selain itu. Yang lain boleh menjarah Indonesia, boleh juga korupsi, hate speech, asal anda pendukung penguasa 
Mereka ingin berkuasa kembali, tapi ummat sudah sadar, dan satu-satunya musuh abadi kedzaliman adalah Islam. Maka mereka sibuk melemahkan ulama dan kaum Muslim
Pihak berwenang harusnya melindungi, malah pilih kasih. Bila ummat Islam didemo, yang kalah harus ummat Islam. Bila ummat Islam yang aksi, juga yang salah ummat Islam 
Sampai saat ini polisi masih mati-matian pada kasus fake chatsex, ulama dan aktivis ditahan tanpa alasan yang jelas, dan kita diminta percaya bahwa mereka mengamankan
Namun saya yakin, Allah tidak tinggal diam. Saya berdoa semoga Allah bukakan hati nurani mereka, menanamkan iman dan kecintaan, serta pembelaan pada agama 
Saya jug mendoakan saudara saya GP Ansor dan Banser, semoga Allah berikan mereka izzah, hingga mampu memuliakan agama, santun dan lembut pada saudara seiman
Saya mendapatkan banyak pelajaran berharga dari Bangil. Yakni semangat, pelukan, doa, dari semua ikhwan, nasihat dan genggam tangan dari para Kyai dan asatidz
Saya dikarunai Allah di Bangil, lebih dari yang saya minta. Yakni kesabaran, harapan, serta hikmah dalam jalan dakwah. Tentu saja, saya mengucap Alhamdulillah 'ala kulli haal!
Tentang Fitnah Dan Tuduhan Kajian Di Bangil
Dua hari sebelum acara di Bangil, saya sudah mendapat kabar ada ormas yang melaporkan saya ke polisi. Alasannya klasik, tuduhan dan fitnah, anti-NKRI, anti-Pancasila.Lebih lucu lagi, yang diangkat ormas yang melabeli diri paling toleran dan paling NKRI ini, saya ditolak karena pentolan HTI, padahal HTI sudah dibubarkan penguasa. 
Sehari setelahnya, saya mendapat kabar dari panitia, semua sudah clear. Pertemuan tokoh agama, bupati, dan pejabat terkait, memastikan acara kajian tetap berjalan. Maka saya pun berangkat ke tempat acara di hari Sabtu 04/11, sampai di Masjid Manarul Islam Bangil jam 08.00 dan ternyata disitu sudah dinanti oleh banyak sekali polisi.
Lalu saya bertanya, lebih bingung. "Siapa yang menyepakati? Siapa yang membuat kesepakatan? Apa isi suratnya? Saya sama sekali tidak memahami hal itu. Ternyata polisi mengatakan bahwa ia ditekan ormas tertentu, yang meminta 3 pernyataan dari saya.

Mengakui ideologi Pancasila sebagai ideologi tunggal NKRI, tidak akan menyebarkan ideologi Khilafah, menyatakan keluar dari Hizbut Tahrir Indonesia. Bagi saya ini jelas-jelas sebuah jebakan, dan juga penghinaan. Sebab jika saya menandatangani, sama saja saya mengaku bahwa semua yang dituduhkan pada saya benar adanya. Lebih jauh lagi, siapa mereka hingga saya harus membuktikan sesuatu dengan surat pernyataan bermaterai?

Belum lagi diksi pernyataannya yang sarat kesalahan. Sungguh lucu, memberikan kajian di Masjid sekarang perlu syarat 3 diatas, bukan lagi standarnya benar dalam menyiarkan Islam, bukan lagi sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Tidak pula mau berdiskusi ilmiah, tidak juga menunjukkan cara yang intelek, tapi aksi di Masjid dengan kata-kata kotor dan juga sumpah serapah, naudzubillahi min dzalik.

Salah satu pegiat medsos, Permadi Arya, yang juga adalah tokoh favorit di NU mengatakan dengan jelas bahwa Koh Felix, Stop Playing Victim! Permadi Arya mengatakan dengan jelas bahwa Koh Felix harus stop berpura-pura bermain sebagai korban. GP Ansor itu sudah terlibat berperang melawan Inggris 10 November 1945. Komitmen Ansor terhadap NKRI sudah teruji melalui hal tersebut.



HTI yang masih dibela Felix Siauw, dipertanyakan kontribusinya untuk Indonesia. Nol besar. Ansor tidak pernah menolak dan membubarkan pengajian. Namun dengan jelas Permadi mengatakan bahwa ada yang salah dari Koh Felix. Argumen dengan jelas yang dipaparkan oleh seorang anggota GP Ansor Permadi Arya, mengatakan bahwa Felix Siauw jelas mempertentangkan Pancasila dengan Islam.

Bahkan ada pentolan HTI yang juga terang-terangan mengajak pengikutnya meninggalkan hukum dan UU, diajak makar untuk merebut kekuasaan pemerintahan yang sah, dan mendirikan khilafah dengan cara awal meninggalkan Pancasila. GP Ansor sudah ajak Koh Felix duduk bersama, namun tidak hadir. GP Ansor mengizinkan Koh Felix lanjut isi acara, dengan syarat yang mudah, yakni menandatangani tiga poin. Video: youtu.be/2vH02dnZBm8

Kesetiaan terhadap Pancasila, dengan keras didengungkan oleh GP Ansor, karena Pancasila sudah final, karena sudah dirumuskan oleh kyai-kyai yang adalah pahlawan bangsa. Pancasila tidak perlu ditambah khilafah Islamiyah. Betul kan yang dia katakan?

Jika ada salah seorang penulis bernama Kajitow yang malu memiliki saudara seiman dengan Ustadz Felix, izinkan saya untuk ikut-ikutan malu memiliki saudara serumpun dengannya.

Betul kan yang saya katakan?

seword.com/author/hans-sebastian/
Previous
Next Post »
0 Komentar