Si Dukun Program terbaru Anies untuk anak Baru Lahir

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluncurkan program bagi keluarga yang baru memiliki bayi dengan nama "Si Dukun 3 in 1" alias Sistem Integrasi Layanan Kependudukan 3 in 1.

Enam dokumen itu yakni surat keterangan kelahiran dokter, nomor induk kependudukan (NIK) anak, kartu keluarga (KK) yang sudah tercantum nama dan NIK anak, akta kelahiran anak, kartu identitas anak, dan nomor identitas kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Jadi, ibu yang melahirkan bisa pulang membawa bayi bersama enam dokumen itu," kata Anies saat peresmian sistem di RSIA Budi Kemuliaan, Jakarta, Jumat (2/2).

Proses mendapatkan enam dokumen itu, kata Anies, hanya dilakukan di rumah sakit tempat berlangsungnya persalinan. Orang tua cukup sekali mendatangi kelurahan untuk meminta tanda tangan lurah pada kartu keluarga.

Program tersebut merupakan program integrasi antara tiga instansi, yaitu Dinas Dukcapil, BPJS, dan rumah sakit.

Tujuannya, setiap anak yang baru lahir langsung mendapatkan akta kelahiran yang sudah memiliki NIK. NIK diintegrasikan dengan data keluarga, sehingga KK langsung bisa dicatat di rumah sakit.

Selain itu, NIK bayi akan terintegrasi dengan data BPJS. Dengan begitu, bayi yang baru lahir bisa menikmati fasilitas kesehatan BPJS.

Dalam operasionalnya, Disdukcapil menempatkan tenaga operator di rumah sakit. Sementara itu, pihak rumah sakit mengintegrasikan pelayanan akta kelahiran dalam pelayanan persalinan.

[post_ads]

Disdukcapil kemudian mengintegrasikan database kependudukan secara online ke database BPJS Kesehatan dengan kunci akses NIK. Dengan demikian, bayi yang baru lahir dan telah mendapatkan NIK bisa mendapatkan jaminan kesehatan BPJS.

Program Si Dukun 3 in 1 baru resmi dilaksanakan di 10 rumah sakit, yaitu RSUD Tarakan, RSUD Koja, RSUD Tanjung Priok, RSUD Cengkareng, RSUD Pasar Minggu, RSUD Budi Asih, RSUD Pasar Rebo, RSUD Pulau Seribu, RSUP Fatmawati dan di RSIA Budi Kemuliaan.

Kenangan di Amerika

Anies pun sedikit bercerita pengalamannya dulu saat mendampingi sang istri, Fery Farhati Ganis melahirkan putri pertamanya, Mutiara Baswedan di Illinois, Amerika Serikat belasan tahun silam.

Saat itu, dokter yang membantu kelahiran si sulung meminta Anies memotong tali pusarnya. Meski sempat tegang, Anies tetap melakukannya.

"Begitu lahir, dokter menyiapkan gunting untuk memotong tali pusar. Tahu-tahu, gunting diputar dan dikasih ke saya. Dokter meminta saya untuk mengguntingnya. 'Anda yang potong, it's your turn'" kenangnya.

Anies melanjutkan, menurut dokter itu, pemotongan tali pusar oleh ayah adalah simbol si bayi yang kini menjadi tanggung jawab orang tua sepenuhnya.

"Mulai hari ini bayi itu tanggung jawab Anda. Anda yang potong (tali pusar), Anda yang tanggung jawab," ucap Anies menirukan perkataan dokter.

Sesudah proses itu, nama Anies pun dengan mudah bisa masuk dalam kepengurusan surat-surat kelahiran di Amerika.

"Dua hari kemudian, saya pulang dengan seluruh dokumen birth ceritifate. Mudah-mudahan di Indonesia begitu dan Alhamdulillah sekarang bisa," ujarnya. (pmg/cnnindonesia)



Previous
Next Post »
0 Komentar