Pemuda Harus Melek Politik Lawan Hoax

Siapa saja pemuda yang kepincut dunia politik, bisa meneladani kiprah Gilang Esa. Pemuda kelahiran 14 November 1995 ini merupakan mahasiswa Ilmu Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (FISIP UI). Gilang terpilih sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bekasi. Gilang juga dinobatkan sebagai Ketua KNPI termuda se-Indonesia.

Bayangkan saja, rata-rata seseorang yang menjabat Ketua KNPI biasanya berusia 25 tahun. Namun Gilang berhasil menerobos jabatan itu lebih dini. Dia terpilih sebagai ketua di usianya masih 20 tahun.

Kiprah politiknya bukan instan. Gilang memang sudah tertarik di dunia politik sejak duduk di bangku SMP. Sebagai pemuda berprestasi di sekolah favorit, saat itu Gilang berhasil menggulirkan program dalam OSIS agar bermanfaat bagi sekolah dan masyarakat.

“Saya didaulat menjadi ketua KNPI, dan saya termuda se-Indonesia. Rekor MURI katanya sedang diurus. Saya dari kecil memang sudah suka berorganisasi. Saat SMP saya sebagai OSIS menggelar kompetisi futsal se-Kota Bekasi, lalu mendorong pembangunan masjid,” ujar Gilang kepada JawaPos.com.

Masuk SMAN 1 Bekasi, Gilang juga aktif di kegiatan olahraga sepak bola dan non-akademik lainnya. Bakat-bakat jiwa politik yang diturunkan orang tuanya, terbawa sampai dia duduk di bangku kuliah saat ini. Gilang semakin konsisten terjun ke politik setelah mendapatkan tiket jalur undangan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

“Tadinya ingin masuk tentara, tetapi diterima di Ilmu Politik. Setelah menjalani saya semakin menemukan roh itu,” kata pemuda yang juga berbisnis di bidang konstruksi.

Di kampus, Gilang juga aktif di Departemen Olahraga Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik. Di eksternal, Gilang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Perguruan Pencak Silat Budaya. Karirnya di dunia politik semakin kuat setelah Gilang masuk ke partai politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Gilang menjabat sebagai Ketua DPC Banteng Muda Indonesia.

“Dari situ saya bisa mencalonkan diri jadi Ketua KNPI. Terpilih aklamasi saya merupakan representasi dari pemuda. Saya gulirkan ekonomi kreatif, bagaimana pemuda jadi wirausahawan. Beri modal gandeng swasta dan asosiasi menggulirkan kepada 1000 pemuda,” ujar anak muda yang akan maju dalam Pemilu 2019 sebagai anggota DPR RI ini.

Gilang meyakini akan terus konsisten membuat KNPI sebagai wadah dan rumah bagi pemuda yang sesungguhnya. Dia menegaskan untuk tak menerima sepeser pun uang APBD sebagai dana organisasi. Gilang lebih suka menggandeng pihak swasta dalam menjalankan programnya. Gilang juga berencana membentuk koperasi bagi kesejahteraan anggotanya. Gilang sedang berusaha membangun imej bahwa KNPI bukan tempat bagi orang-orang untuk menjadi calo dan mencari proyek.

“Saya menolak APBD, ingin berdikari dan menolak APBD. Kalau saya terima berarti saya ada di ketek kekuasaan. Saya menggandeng swasta karena swasta punya kepentingan investasi dan juga harus memikirkan kepentingan masyarakat. APBD itu pertanggungjawabannya ribet, dan itu uang rakyat,” tukasnya.

Gilang berharap anak muda dalam momentum Sumpah Pemuda agar tidak apatis terhadap panggung politik. Sebab dia menilai, anak muda usia 17 tahun rentan menjadi golput dan apatis. Padahal usia itu merupakan awal pembentukan idealisme dan sudah seharusnya melek politik. Bukan hanya sekadar percaya hoax yang bisa memecah-belah bangsa dan tidak bertanggung jawab.

“Tantangan generasi milenial memang media sosial. Bagaimana pemuda bisa memfilter, jangan hanya baca judul dari media enggak jelas, lalu termakan fitnah dan menyebarkan. Seperti Saracen itu kan anak muda potensial, namun mereka salah jalur. Jika pemuda sudah bersatu, maka narkoba, seks bebas, hingga hoax bisa tertanggulangi,” tutup Gilang.

(ika/ce1/JPC)
Previous
Next Post »
0 Komentar