Konsep Jihad Masuk Ke Kurikulum Pendidikan Turki, "Orangtua Resah" Jika Anak Mereka Diberi Pendidikan Teroris



ANKARA, Kredibel Times - Konsep jihad resmi masuk ke kurikulum pendidikan di Turki seiring dengan pemberlakuan tahun ajaran baru 2017-2018 yang dimulai pada Senin (18/9/2017).
Keputusan untuk memasukkan jihad ke kurikulum diputuskan oleh pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan, Juli lalu, dengan pertimbangan pemerintah “ingin meluruskan makna jihad yang telah mengalami pergeseran”.

"Menjadi kewajiban kita untuk membetulkan (jihad) yang sering disalahartikan. Itulah sebabnya pendidikan agama memasukkan pelajaran tentang jihad," kata Ismet Yilmaz, Menteri Pendidikan Turki kepada para wartawan saat mengumumkan konten kurikulum yang baru.
"Arti jihad yang sebenarnya adalah mencintai negara," tambahnya, seperti dilaporkan BBC, Senin (18/9/2017).

Yilmaz mengatakan, banyak orang yang mengartikan jihad hanya sebagai “seruan berperang”.
Dengan mengutip Hadits, Yilmaz mengatakan, Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan saat baru saja menyelesaikan pertempuran:  umat Islam kembali dari jihad kecil ke jihad yang lebih besar.
"Apa itu jihad besar? Yaitu melakukan sesuatu untuk negara, berbuat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan, memastikan ketertiban masyarakat. dan memenuhi apa keperluan orang banyak," kata dia.

Khawatir
Beberapa kalangan mengatakan kekhawatiran mereka dengan langkah pemerintah memasukkan pembahasan konsep jihad ke ruang kelas.
Orhan Yildirim, pengurus salah satu serikat guru terbesar di Turki mengatakan, "Coba tanya orang-orang yang ada di masjid, apa pandangan mereka tentang jihad? Sembilan puluh sembilan persen akan mengatakan, jihad adalah penyebab utama perang di Timur Tengah."
"Kami takkan membiarkan pemerintah menormalkan konsep jihad," kata Yildirim kepada BBC Turki.

Beberapa orangtua juga mengatakan khawatir dengan masuknya konten jihad. Salah seorang di antaranya mengatakan “terlalu banyak konten agama di pendidikan”.
"Murid berusia sembilan dan 10 tahun diminta menghafal doa yang ada di dalam Al Quran. Menurut saya pelajaran agama mestinya diberikan di rumah, bukan di sekolah," katanya.
Selain memasukkan konsep jihad, kurikulum yang baru tidak lagi mengajarkan teori evolusi Charles Darwin dengan alasan konsep evolusi tersebut “terlalu sulit dipahami murid-murid sekolah dasar dan menengah”.

Perubahan lain adalah mengurangi bahan pelajaran tentang Turki di bawah tokoh dan pendiri negara itu, Mustafa Kemal Ataturk, sementara konten yang terkait dengan percobaan kudeta militer yang gagal pada tahun lalu ditambah.

Menteri Pendidikan Ismet Yilmaz kepada BBC mengatakan, bahan-bahan pelajaran yang dihapus dari kurikulum adalah “konten yang tak perlu, yang kuno, dan yang terlalu sering diajarkan di kelas”.
Ia juga mengatakan “tak adil jika hanya membahas kontroversi beberapa konten” sementara pemerintah memberlakukan lebih dari 100.000 perubahan di kurikulum baru.

Penjelasan pemerintah tersebut tidak memuaskan salah satu serikat guru yang menggambarkan kurikulum baru sebagai “kudeta terhadap sistem pendidikan di Turki”.
"Anda tak perlu senjata untuk melancarkan kudeta. Sistem pendidikan seperti ini tidak akan membuat negara maju," kata seorang pengurus serikat guru, Orhan Yildirim.

KOMPAS
Previous
Next Post »
0 Komentar